anti / mengkritisi MLM = pernah gagal di MLM?

holla, sebenernya sih saya sering di tanyakan. jika kita mengkritisi MLM, atau katakanlah anti terhadap MLM, entah itu MLM benar, atau MLM yang ternyata adalah money game banyak sekali membernya mengatakan kalau kita ini golongan negativ, golongan yang tidak mau maju, atau mengatakan jika kita pernah gagal di MLM. walau nyatanya tidak perlu gagal kan untuk mengkritisi? itulah logika biadab mereka. dan tidak selalu harusmengikuti MLM ntuk mengerti. secara logika. apa anda harus jadi seorang penipu yang gagal untuk mengetahui sebuah penipuan? engak kan?

62694801

sebenernya ini adalah pernamian seorang leader MLM yang tidak dapat menjwab pertanyaan apakah MLM menipu? apakah MLM bagus? apakah semua orang bisa sukses di MLM? dll sehingga saat ada orang di motivasi dan ternyata tidak bisa sukses, dan leader berkilah jika mereka gagal karena tidak pernah mau mencoba. padahal gagal terdiri dari banyak faktor. dan parahnya sekarang setiap orang membongkar fakta tentang MLM, banyak member berkilah jika seseorang membongkar fakta jelek pasti member gagal, pasti member tidak berhasil, dll. padahal belum tentu saja. jika member tidak menjanjikan kesuksesan, maka saat orang gagal tidak akan pernah protes, jika member tidak memaksa maka orang yang gagal tidak merasa tertipu. dan jika MLM itu bagus orang luar (selain member MLM tersebut) akan mengatakan MLM itu bagus. iya tho? nyatanya yang bilang bagus cuma member, sama konsumen yang mencoba menghibur diri sendiri / terkena penipuan produknya bagus tanpa ada uji secara ilmiyah. ngoahahha

nah, jika suatu bisnis terutama MLM adalah bisnis penjualan yang di katakan adalah komoditas utama adalah menjual produk, seharusnya member memfokuskan pada menjual produk, promo ke downline jika hanya konsumen berminat menjadi penjual, dan member memperbesar cakupan penjualanya, pendapatan pasif dari konsumen setia. dan produknya yang “katanya” sangat “berkualitas” (ngoahahha) harusnya bisa donk menjual barang dewa dengan sangat mudah. tapi nyatanya menjualnya susah ujung ujungnya mencari downline mengiming imingi kekayaan. iya kan?

nah jika sistem yang harusnya menjual dengan mengrekrut orang bagaimana? apa lagi saat mengrekrut yang di janjikan adalah produk berkualitas (tetapi tidak ada bukti pastinya, hanya testimonial) terus menjanjikan kekayaan, tetapi member sendiri yang sukses hanya 0,001% dari keseluruhan member. saat di tanya kapan gabung member tidak berani jujur, (ya kalau jujur tahu berapa lama join masih saja idup susah). menjanjikan semua orang bisa sukses, tetapi top leadernya ya cuma itu itu saja. terus apa namanya jika bukan menipu?

12473501_1550332008624622_8537334323915391943_o

yah, simpel yang menipu adalah membernya bukan perusahaan. perusahaan MLM mah tidak pernah menyebut itu semua, yang menipu adalah member dan suport sistemnya. lalu saat ada orang yang menanyakan bukti mereka hanya mengeles sana sini. terus saat rakyat membongkar penipuan maka karena member tidak punya fakta untuk membantah mereka hanya menyebut member gagal?

picik sekali tuduhan mereka, bayangkan saja. apa seorang polisi adalah penjahat yang gagal? apakah hakim yang memvonis seseroang penjahat bersalah adalah seorang penjahat yang gagal? tidak kan? untuk membuktikan kebenaran harus di buktikan oleh fakta kebenaran bukan opini atau tuduhan member gagal. iya tho? sama dengan MLM, kalau mereka bukan menipu ya simpel saja. karungin member yang overclaim, karungin suport sistem yang overclaim, bikin klarifikasi tentang overclaim produknya, berikan statistik penghasilam member MLM, berapa rasio yang mendapatkan pasiv income dengan yang seret downline? keluarkan statistik penjualan produk per member yang bisa di cek oleh calon prospekan.dll.

IMG_4846

jika perusahaan hanya berdiam diri, ya jangan salahkan jika rakyat tidak percaya dengan MLM, dan mulai membongkar fakta penipuan penipuan MLM, dan jika hal ini berlanjut apa perusahaan MLM akan bangkrut? tidak semudah itu, tetapi banyak leader dan topleader yang berkurang pendapatanya, banyak member kelas bawah yang makin seret downline dan kojel kojel, ujung ujungnya jika mencari downline susah apa yang akan terjadi? ya member memutar otak untuk menjual produk atau keluar dari MLM, dan itulah tujuan utama MLM, menjual produk langsung via agenya, bukan lagi menjadi vampire pencari downline. iya tho?

nah kembali lagi, sekarang kita sederhanakan saja masalah ini, jika ada orang mengungkap fakta dan membedah tentang MLM, apa mereka harus JOIN MLM tersebut dan “gagal” terlebih dahulu? tidak kan? mengetahui MLM itu gampang, mempelajari marketing plan itu gampang, mengetahui khasiat produk juga gampang, sudah saya bedah mungkin akan saya bedah lagi jika masih gregetan. dan  bukan hanya karena nama berubah sedikit kita sebagai pengamat harus mempelajari keseluruhan, yang penting kita tahu marketing planya, apakah downline oriented, atau selling oriented? itu yang membedakan antara direct selling (mlm) money game

IMG_4850

terus produk yang di jual di MLM, mereka klaim produknya seperti apa? lalu di compare sama perijinanya, jika depkes saja ya tidak worth lah di jual puluhan hingga ratusan ribu per produk, jika BPOM kan jelas statusnya, suplemen kok mahal banget, produk tradisional kok mahalnya gak karuan, khasiat saja tidak jelas, bukan status obat di klaim obat, apa namanya itu kalau bukan penipuan dan markup besar besaran?

dan ngomong ngomong bisnis yang katanya membicarakan kesuksesan kok banyak member yang tidak sukses, apa namanya jika bukan menipu? simpel kan? jika 1 unsur saja tidak terbukti benar bukankan artinya perusahaan / member tersebut menipu? betul kan? ngoahahha. jadi intinya tidak perlu menjadi member gagal untuk membuktikan sesuatu MLM menipu, justru jika mereka yang harus membuktikan kita yang kritis member gagal atau bukan? iya kan? lalu jika mereka tidak sanggup harusnya tidak pantas menyebut kita sebagai member gagal. justru jika MLM mereka tidak menipu berikan buktinya. bukti mereka melakukan praktek penjualan bukan praktek pengrekrutan.

last, saat kita belajar, mencari informasi. itu sah sah saja tidak ada yang salah, entah informasi bagus di telinga kita atau informasi itu buruk di telinga kita, carilah informasi yang banyak, refrensi yang banyak, cocokan dengan fakta yang ada, lalu anda akan menemukan kebenaran itu sendiri, dan silakan di simpulkan siapa yang benar, siapa yang salah. jika saya salah koreksi saja dengan fakta, jika saya benar maka anda lantas tidak perlu langsung percaya, silakan di cek ulang dan di mantabkan, toh akhirnya anda yang menentukan bukan saya. iya tho, ngoahahhahah.

 

26 pemikiran pada “anti / mengkritisi MLM = pernah gagal di MLM?

  1. Udah 3x diprospek sama yang namanya MLM. Biar kata dari 3 perusahaan MLM yang beda, cuma pola perekrutannya sama. Sama-sama konyol. Awalnya dia jelasin produk n kelebihannya. Sampe sini ok lah. Di sesi terahir malah nekenin ‘dapet downline = dapet bonus’, nah disini baru konyol. Efeknya member/korban baru yang kejebak jadi ikut punya mindset buat dapet untung mesti cari member baru & bakal lanjut kebawahnya. Coba kalo perusahaan MLM/upliner lebih nekenin ‘jual produk = dapet duit, dan terserah anda mau bikin kelompok berapa orang’, member juga pasti lebih berusaha jual produk buat dapet untung ketimbang cari downline. Penting diingaet buat yang udah jadi member/korban MLM, kamu itu harusnya jual produk, BUKAN jadi calo tenaga kerja!

    Suka

    • Nah harusnya begitu rekrutment hanya bagian dari jualan produk, kalo jualan udah manteb laris dan banyak yg mau biasanya rekrutmen dateng sendiri, tapi kebanyakan mlm di indo yg salah maupun yg bener lebih tekanin ke jualan produk, nah saat produk cuma konsumsi pribadi, di juak jarang, akhirnya ya gitu, satu jaringan rontok,mya abis sudah pendapatan mereka

      Suka

  2. paman saya pernah ikutan qnet. gayanyaaaaaaaaaa……duh bikin tepok jidat,untungnya sebelum roboh dia masih bisa bangun rumah di kampungnya….sekarang dah balik jadi kuli lagi ngoahaha…..kasihan saya, mending kerja biasa spt saya, rejeki sedikit tapi lumintu

    Suka

Berikan Tanggapan